Di Indonesia uji prototipe dilakukan oleh Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan (BPLJSKB). Agar hasilnya akurat dan akuntabel, BPLJSKB dilengkapi dengan alat-alat uji berstandar United Nations Economic Commission for Europe (UNECE).
UNECE merupakan standar keselamatan kendaraan yang disepakati Komisi Ekonomi PBB untuk negara-negara Eropa dan telah diadopsi di banyak negara, termasuk Indonesia. Meski penerapannya telah disesuaikan dengan regulasi yang berlaku.
Rangkaian uji prototipe yang sama juga dilakukan oleh pabrik mobil Citroen kepada 2CV. Meski ada satu tahapan yang dapat dikatakan sangat sederhana dan unik karena menggunakan telur.
Alasannya cukup masuk akal, karena telur adalah salah satu komoditas yang dihasilkan oleh para petani yang menjadi target pembeli kendaraan ini.
CITROEN 2CV MOBIL IDAMAN PETANI
Mayoritas rakyat Prancis yang pada masa sesudah perang dunia pertama adalah petani yang hidup di desa, mereka sangat membutuhkan kendaraan untuk menjalankan aktivitasnya.
Citroen mencoba menangkap peluang ini dengan membentuk sebuah tim yang terdiri dari para ahli di bidangnya, untuk membuat mobil yang dapat mengakomodasi keinginan rakyat Prancis yaitu:
- Harganya murah dan terjangkau untuk semua kalangan, termasuk petani di pedesaan.
- Dapat mengangkut empat orang penumpang berikut 50 kg (110 lb) produk pertanian (seperi kentang, telur dan sebagainya), namun tetap dapat melaju dengan cepat minimal 50 km/jam.
- Bisa melintasi jalan di pedesaan yang berlumpur dan tidak beraspal.
- Hemat bahan bakar, hanya membutuhkan maksimal 3 Liter bahan bakar untuk menempuh jarak 100 km
- Harus dapat dikemudikan oleh seorang wanita atau pengemudi pemula, tanpa khawatir dengan tampilannya.
Serangkaian tahapan pun dilakukan, mulai dari survey hingga mendesain kendaraan yang sesuai dengan persyaratan diatas. Proyeknya disebut dengan nama TPV, kependekan dari 'Très Petite Voiture' yang berarti 'mobil yang sangat kecil’.
Ketika berhasil dibangun menjadi sebuah prototipe, TPV mendapat julukan “payung tangguh diatas roda empat” (rugged "umbrella on four wheels").
Istilah tersebut (mungkin) karena atapnya didesain dapat dilipat berikut material penutupnya berupa kain kanvas sehingga mirip payung.
Citroen memang sengaja merancang mekanisme buka tutup atap ini dengan ukuran yang cukup lebar, bahkan dapat digulung dari atap bagian bagian depan hingga mencapai bumper belakang. Tujuannya adalah agar dapat membawa muatan yang berukuran besar.
Sesuai dengan pasar yang ditargetkan, Citroen kemudian mengujinya dengan telur. Ternyata hasilnya sangat memuaskan dan sesuai dengan ekspektasi, prototipe ini dapat membawa sekeranjang telur melintasi ladang yang baru saja dibajak tanpa ada satu butirpun yang pecah.
Artinya prototipe ini sudah bisa dilanjutkan ke tahap produksi dan siap dijual, TPV kemudian diberi nama Citroën 2CV (bahasa Prancis: deux chevaux, diucapkan [dø ʃ(ə)vo], lit. “dua kuda”, yang berarti ‘dua tenaga kuda kena pajak’)
Dan pada tanggal 28 Agustus 1939, Cotroen 2CV mendapat persetujuan dari pemerintah Prancis untuk dapat dipasarkan.
KESUKSESAN CITROEN 2CV
Setelah dipasarkan, penjualan Citroen 2 CV terbilang luar biasa, antara tahun 1948 hingga tahun 1990 mencapai angka satu juta unit.
Citroen 2CV kemudian dinobatkan sebagai mobil berpenggerak roda depan pertama di dunia yang jumlah produksinya lebih dari 3,8 juta unit.
Secara keseluruhan, Citroën sebenarnya memproduksi lebih dari 9 juta unit 2 CV berikut model turunannya, seperti A-Series, termasuk mobil pengangkut barang (delivery van) berbasis 2CV yang dikenal sebagai fourgonnettes, kemudian Citroen Ami, Dyane, Acadiane, dan Mehari.
Kesuksesannya membuat Citroen 2CV jmenjadi bahan pembahasan menarik di berbagai media, antara lain:
- Autocar; pada tahun 1953 membuat sebuah tinjauan teknis yang menggambarkan Citroen 2CV sebagai “kecerdikan luar biasa dari desain ini, yang tidak diragukan lagi merupakan yang paling orisinil sejak Model T Ford.”
- The Globe and Mail; Pada tahun 2011, menyebutnya “mobil yang tiada duanya.”
- Penulis otomotif L. J. K. Setright; mendeskripsikan 2CV sebagai “aplikasi minimalis yang paling cerdas yang pernah ada yang berhasil menjadi sebuah mobil”, dan mobil dengan “rasionalitas yang tidak mengenal batas”.
Berdasarkan pengamatan ahli otomotif, beberapa faktor kesuksesan Citroen 2CV sangat mirip dengan yang terjadi pada Volkswagen Beetle, yaitu:
- Merupakan produk pertama yang diciptakan pada tahun 1930-an.
- Harganya terjangkau untuk masyarakat umum.
- Diproduksi dalam skala besar pada akhir tahun 1940-an.
- Menggunakan mesin boxer berpendingin udara dengan posisi pada bagian ujung, sama dengan poros penggeraknya.
- Dirancang tanpa menggunakan poros penggerak yang panjang.
- Jarak sumbu rodanya berukuran 2.400 mm (94,5 inci).
- Menggunakan sasis/platform untuk memudahkan produksi model turunannya.
- Terjual jutaan unit
- Produksi satu generasinya terus berlanjut hingga lebih dari empat dekade.